Sikap DPC Demokrat Jember Atas Ketidak Tegasan KPU dan Paslon Menjalankan Aturan

InfoA1 – Pilkada Damai itu dimulai oleh Paslon dengan menjunjung tinggi sekaligus melaksanakan aturan (konstitusi) dan komitmen kesepakatan atau perjanjian. Bagi penyelenggara dimulai dengan ketegasan menegakkan aturan. Aturan yang disepakati oleh semua pihak melaui LO masing-masing paslon adalah tidak boleh memobilisasi massa untuk menghindari potensi ricuh. Kemudian disepakati oleh LO kedua paslon, dengan masing-masing paslon membawa 50 orang sesuai kursi yang disediakan.

Pembiaran adalah bentuk ketidak tegasan dan pengingkaran atas aturan. Pembiaran ini interpretatif, misalnya menjadi wajar ketika ada yang menduga bahwa pembiaran kejadian tadi malam adalah bentuk keberpihakan. Tidak sulit kok membubarkan mereka. Mereka terorganisir, kenapa begitu? Pertama, mereka berseragam paslon tertentu khayal jika tidak dikordinir, kedua mereka dikomando oleh korlap yang memakai megaphone, dan mereka berkerumun menyanyikan yel-yel atas komando yang berisi pesan menyerang dan memprovokasi.

Provokasi yang menyerang ini sangat rentan menodai tema “damai” yang menjadi tajuk acara Deklarasi Kampanye Damai Pilkada Jember oleh KPU Jember. Terlebih acara tersebut disetting semi outdoor, yang hanya disekat hanya dengan tali tampar yang berpotensi massa liar bisa merangsek menggangu acara. Terlebih mereka membawa megaphone sebagai alat komando menyanyikan yel-yel bernada provokasi.

Sebenarnya jika berkomitmen tidak sulit membubarkan mereka, tinggal berkordinasi dan berkomunikasi dengan LO atau paslon langsung untuk membubarkan massa aksinya. Disini KPU tidak hanya terlihat tidak tegas, namun gagap dan gagal dalam upaya menyiapkan mitigasi acara yang terencana dan terkonsep rapi. Kegagalan menjalankan aturan, mengkonsep dan memitigasi acara berujung acara menjadi kurang bermakna. Kami kecewa.

Meski acara deklarasi kampanye damai hanya ceremonial dan simbolik serta bukan bagian dari tahapan pemilu. Namun substansi sebenarnya adalah menjalankan kampanye dengan menaati aturan dan kesepakatan maka l dengan sendirinya lahirlah kedamaian yang diharapkan. Komitmen pilkada damai bukan masalah tanda tangan bersama dan soal menghadiri undangan, namun terlebih pada menjalankan komitmen bersama atas dasar produk aturan (konstitusi) dan kesepakatan bersama.

Salut kepada tim Muhammad Fawait – Djoko Susanto, yang tegas dalam menjalankan komitmen aturan dan menghindari potensi kekisruhan massa tadi malam. Mengalah bukan berarti kalah, namun karena menjunjung tinggi cinta damai untuk Jember tercinta.

Sudah cukup kita disuguhkan berita wasit PON Aceh yang memihak hingga terjadi kekisruhan. Kami berharap Jember terhindar dari hal hal yang mencederai proses demokrasi dengan mengingkari aturan dan kesepakatan dengan bentuk keberpihakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top