Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PKB, Gus Rivqy Abdul Halim, menggelar sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Kabupaten Lumajang, pada Selasa, 22 April 2025
Acara yang digelar di Gedung Guru Tempeh ini dihadiri ratusan peserta, termasuk tokoh masyarakat, pelajar, aktivis pemuda, dan warga setempat.
Gus Rivqy menekankan pentingnya internalisasi nilai Bhinneka Tunggal Ika sebagai fondasi persatuan bangsa di tengah keragaman Indonesia. Dalam sambutannya, politisi yang berlatarbelakang santri ini menyatakan bahwa Bhinneka Tunggal Ika bukan sekadar semboyan, melainkan pilar utama yang mengikat keberagaman suku, agama, ras, dan golongan.
“Indonesia adalah mozaik perbedaan. Tanpa kesadaran kolektif akan Bhinneka Tunggal Ika, persatuan kita rentan retak,” tegas Gus Rivqy. Ia menambahkan, prinsip Berbeda-beda tetapi tetap satu harus menjadi pedoman dalam membangun harmoni sosial, terutama di era globalisasi yang kerap memicu polarisasi.
Acara ini juga menghadirkan sesi interaktif, di mana peserta antusias menyampaikan pertanyaan terkait implementasi nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu pertanyaan kritis datang dari pemuda yang mempertanyakan cara menjaga persatuan di tengah maraknya konten provokatif di media sosial.
Menanggapi hal ini, Gus Rivqy menekankan pentingnya peran keluarga dan masyarakat sebagai garda terdepan.
“Pendidikan toleransi harus dimulai dari rumah, sekolah, dan lingkungan terdekat. Kita perlu membangun dialog inklusif yang menghargai perbedaan tanpa mengabaikan kepentingan bersama,” jawabnya. Antusiasme peserta terlihat dari respons positif yang disampaikan. Salah satu pemuda Lumajang, mengaku sosialisasi ini membuka wawasannya.
“Sebagai generasi muda, kami sering terpapar informasi yang memecah belah. Melalui acara ini, kami diingatkan untuk kembali ke khittah kebangsaan: bersatu dalam perbedaan,” ujarnya.
Selain Bhinneka Tunggal Ika, Gus Rivqy juga memaparkan tiga pilar lainnya; Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menurutnya, keempat pilar ini saling terkait dan menjadi pondasi identitas bangsa.
“Pancasila adalah jiwa, UUD 1945 adalah hukum dasar, NKRI adalah bentuk negara, dan Bhinneka Tunggal Ika adalah semangat yang menyatukan kita,” jelasnya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program DPR RI untuk memperkuat literasi kebangsaan di masyarakat. Gus Rivqy berharap, melalui sosialisasi ini, warga Lumajang khususnya generasi muda dapat menjadi agen pemersatu yang aktif menangkal radikalisme dan disintegrasi.
“Masa depan Indonesia bergantung pada kemampuan kita merawat kebinekaan. Ini tugas bersama, bukan hanya pemerintah,” pungkasnya.
Dengan ditutupnya acara, para peserta meninggalkan lokasi dengan komitmen untuk mengimplementasikan nilai-nilai yang didiskusikan. Langkah Gus Rivqy ini dinilai strategis dalam menguatkan ketahanan ideologi masyarakat di daerah, terutama menjelang tantangan politik dan sosial di tahun-tahun mendatang.
Salah satu pertanyaan mengemuka tentang cara mencegah konflik akibat perbedaan di tingkat masyarakat.
Menanggapi hal ini, Gus Rivqy menekankan pentingnya peran keluarga dan lingkungan terkecil sebagai garda terdepan. “Pendidikan toleransi dimulai dari rumah. Orang tua harus mencontohkan sikap saling menghargai, lalu memperluasnya ke ruang publik melalui dialog inklusif,” ujarnya.
Peserta juga menyoroti tantangan generasi muda dalam menghadapi derasnya informasi di media sosial yang berpotensi memecah belah. Gus Rivqy mengingatkan, kemajuan teknologi harus diimbangi dengan literasi kebangsaan.
“Bijaklah bermedia sosial. Jangan sampai kita terjerumus dalam konten yang merusak persatuan. Jadikan platform digital sebagai alat menyebarkan nilai-nilai Pancasila,” tegasnya.
Andi, salah satu pemuda Lumajang yang hadir, mengapresiasi materi sosialisasi. “Selama ini, kami sering bingung bagaimana menerapkan Bhinneka Tunggal Ika di lingkungan yangmembuk homogen. Ternyata, prinsip ini justru mengajak kita membuka diri terhadap perbedaan di luar komunitas sendiri,” ujarnya.
Selain Bhinneka Tunggal Ika, Gus Rivqy memaparkan tiga pilar lainnya; Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ia menjelaskan, keempat pilar ini saling melengkapi sebagai sistem nilai yang menjaga keutuhan bangsa.
“Pancasila adalah jiwa, UUD 1945 adalah hukum dasar, NKRI adalah bentuk negara, dan Bhinneka Tunggal Ika adalah semangat pemersatu,” jelasnya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program DPR RI untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang ideologi negara.
Gus Rivqy berharap, sosialisasi ini dapat memperkuat ketahanan masyarakat Lumajang terhadap paham radikal dan disintegrasi.
“Generasi muda harus menjadi pelopor persatuan. Jangan sampai perbedaan dijadikan alat untuk memecah bangsa.” tandasnya.
Sebagai penutup, ia mengajak seluruh elemen masyarakat menjadikan 4 Pilar Kebangsaan sebagai kompas dalam mengambil keputusan, baik di tingkat individu maupun kolektif.