InfoA1 – Wagub Jatim periode 2019 – 2024 Emil Elestianto Dardak memacu semangat dan optimisme mahasiswa untuk terus mengawal demokrasi di Indonesia. Tak hanya mengawal, tetapi juga untuk memperbaiki demokrasi.
“Ayo turun tempur bersama, kalau kalian mau demokrasi lebih baik, jangan duduk di sini, turun ke lapangan, perbaiki dan benahi semua itu,” katanya saat menghadiri Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unair, di Surabaya, Minggu (23/09/2024).
Presiden EAROPH 2022 – 2024 ini menjelaskan bahwa meritokrasi politik tidak sepenuhnya sama dengan meritokrasi akademis.
“Meritokrasi apa yang kita bicarakan, kalau meritokrasi akademis, tolak ukurnya akademis, tapi apakah meritokrasi politik, 100 persen sama dengan meritokrasi akademik,” jelasnya.
Suami Arumi Bachsin ini mencontohkan dalam beberapa hal seperti salah satunya adanya sebuah survei dengan basis akademik untuk mengukur elektoral seorang calon pemimpin.
“Kadang-kadang di dalam sebuah survei yang merupakan proses akademik, trusted, lalu keluar hasilnya kalau secara kacamata idealis calon ini harusnya ga masuk, tapi berdasarkan survei bagus, kenapa? Karena itulah refleksi suara yang ada di masyarakat (elektoral), lalu apakah kemampuan merebut hati masyarakat itu tidak meritokratik?,” ungkap peraih gelar doktoral di usia 23 tahun ini.
Suasana forum semakin menarik manakala ada salah satu mahasiswa yang mempertanyakan terkait kleptokrasi. Menurut Emil, sistem ekonomi yang mengedepankan daya saing atau kompetisi, akan perlahan menyingkirkan kleptokrasi.